Kesehatan adalah kenikmatan yang kadang luput untuk kita syukuri. Keadaan tubuh yang sehat menjadi modal yang utama dalam menjalankan Ibadah di Bulan Ramadhan. Karena saat sakit, kondisi tubuh lemah dan tidak mampu shaum, konsentrasi ibadah yang lain pun menjadi terganggu. Karenanya, bersyukurlah, atas nikmat sehat yang bisa kita rasakan sepanjang Ramadhan, nikmat dalam menikmati berbagai makanan yang masuk ke perut saat sahur dan berbuka, nikmatnya tubuh yang ringan saat rukuk dan sujud, nikmatnya melantunkan ayat suci al-qur’an tanpa suara serak, batuk, atau mata yang perih dan lelah.
Rangkaian aktivitas sepanjang bulan Ramadhan biasanya berbeda dengan hari-hari biasanya. Pola makan yang bergeser menjadi waktu sahur dan berbuka tentu berpengaruh terhadap aktivitas lainnya. Aktivitas malam yang baiknya diisi dengan shalat tarawih/tahajud, tilawah, dan berdzikir serta waktu makan sebelum adzan shubuh berkumandang tentu mengurangi jam istirahat kita. Karenanya, alangkah baik jika kita menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak di siang hari dan tidak mengisi waktu malam dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Pastikan malam yang kita lalui di sepanjang Ramadhan optimal untuk beribadah dan istirahat, memenuhi kebutuhan jiwa dan raga kita secara seimbang. Hal ini penting agar kita tetap bisa beraktivitas dengan baik di siang hari meskipun dalam keadaan berpuasa.
Keadaan shaum sejak waktu shubuh hingga petang juga mempengaruhi kecenderungan kita terhadap makanan. Setelah menahan lapar dan dahaga sepanjang hari, kadang hawa nafsu mendorong kita untuk mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Makan berlebihan, apalagi jika mengandung garam, gula, atau lemak yang tinggi akan menyebabkan kesehatan tubuh menurun. Tubuh menjadi mudah lelah, berat badan tidak terkontrol, serta daya tahan tubuh menurun membuat ibadah kita di bulan Ramadhan menjadi terganggu. Karenanya, bijak memilih asupan saat sahur dan berbuka dapat menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan mendukung optimalnya ibadah kita di Bulan Ramadhan